Oleh Lalu Tulus Agung Satriawan
ANAK
PEPADU “PETARUNG”
Namaku adalah jawara, aku anak desa seberang
pulau yang di besarkan dari keluarga yang sederhana dandimana kesederhanaan
itulah yang memotifasiku untuk hidup, keseharianku selalu di temani teman
kesayanganku dia adalah bambu rotan yang di titipkan bapaku
melalui pamanku sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
melalui pamanku sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
Aku selalu heran dan bertanya-tanya mengapa
bambu rotan itu di titipkan padaku, sesekali aku bertanya pada inaq tentang
bambu rotan itu, inaq tidak mau memberitahuku, tapi tidak sampe sana aku selalu
mencari taunya dari pamanku, namun untuk saat ini paman tidak mau memberitahuku,
dan tidak lama kemuadian aku di bawa ke sebuah ruangan tempat penyimpanan benda
- benda yang di pake bapaku dulu di kala muda, seketikapun aku terkejut melihat
semua benda - benda peninggalan bapaku yang termasuk di dalamnya ada poto
bapaku di masa mudanya, pamanku berkata ‘’semua benda bapamu ini di dapat dari
hasil pertarungannya” dan bambu rotan yang kau bawa itu adalah hasil dari
pertarungan terakhirnya, kehidupan bapamu dulu tidak pernah lepas dari bambu
rotan dan pertarungan, ia adalah petarung yang hebat, kuat, yang di banggakan
semua orang.
Itulah sebabnya bambu rotan ini di titipkan
padaku, kata pamanku, bapaku ingin melihat aku seperti ia di kala mudanya yang
kuat dan di takuti, namun aku tetap saja heran dengan semua ini aku tidak tau
pertarungan seperti apa yang beliau maksudkan.
Suatu hari di kala musim perlobaan di adakan
akupun di ajak pergi ke pulau seberang oleh pamanku kata beliau aku akan di
ajak ke desa dimana bapaku di besarkan sehingga menjadi orang yang di
handalkan, sesampai aku di sana aku pun terkejut oleh sambutan para penduduk di
sana entah karena aku anak bapa yangg dimana ia di hormati dan di handalkan
disana atau karena kebudayaannya yang menyambut tamu dari jauh.
Disinilah aku di jelaskan oleh paman dan ketua
adat desa ini, ternyata bapaku adalah seorang pepadu(petarung) perisean, pantas
saja bambu rotan ini di berikan kepadaku, ternyata beliau ingin melihat aku
sama sepertinya yaitu menjadi seorang pepadu(petarung) yang kuat.
Dan hari ini juga hari pertamaku untuk di
perkenalkan bagaimana cara bertarung perisean yang sesungguhnya, sungguh ini
adalah pertarungan yang di luar dugaanku pertarungan ini tidak semudah yang ada
di pikiran ku.
Aku tidak pernah membayangkan ini akan
menemani keseharianku setelah ditemani bambu rotan yang dititipkan bapaku, kini
aku selalu di didik untuk menjadi pepadu(petarung) yang kuat, bagiku inilah
hidup yang harus aku lakoni demi nama baik bapaku dan keluargaku.
Bagiku pertarungan ini sangat menyenangkan
walaupun bagi orang ini adalah pertarungan yang menyakitkan, semanjak aku tau
semuanya kini akupun mulai berani untuk bermimpi seperti bapaku, aku akan
selalu berlatih agar bisa menjadi pepadu(petarung) yang kuat seperti bapaku.
Bagiku inilah hidup yang harus aku tempuh demi
bapaku, aku akan selalu berusaha untuk tidak mengeluh dan merasa sakit, apapun
dan siapapun akan kuhadapi demi harga diriku, keluargaku, dan bapaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar